Selasa, 22 Oktober 2013

dekat padaMu





Sebelum pertemuan itu
Berat hati untuk menerima
Bukan satu kesombongan
Bukan juga satu penolakkan
Tapi jiwa sentiasa takut padaMu
Atas kelalaian dan kejahilan
Apakah layak menjadi tetamuMu
Sedangkan aku tiada nampak
Keindahan dalam perjalananku...

Meneruskan segalanya dengan jiwa kosong
Merelakan dengan redha
Walau bahangnya bagai telah membahamku di sini
Longlai lesu umpama dihukum pancung
Mengharap tajam pedang menghunus laju melencong ke alam ghaib...

Mampukah jiwa yang kosong terisi
Saat udara dingin salju menampar ringan
Getaran dada jelas menyebut namaMu...ya Rabb...

Debar rindu membuak-buak
Hati tak henti bersyukur padaMu
Jiwa meraung bisu
Birai mata ditakung pandangan kabur
Umpama belon-belon kaca meletup-letup
Timbul dan pergi, tangis tak bersuara
Malu bagai tak berbaju dihadapannya
Dikelilingi jutaan insan
Lautan putih diwarnai kulit-kulit pelbagai warna

Sarat sungguh jiwa yang menanggung
Pada waktu kehidupan yang pernah dikerjakan
Di sini bagai daun yang kering melayang-layang
Hanya membiarkan angin menjadi nakhoda
Dan berharap tempat persinggahanku dekat padaNya....

Tiada ulasan:

Catat Ulasan