Selasa, 28 Oktober 2014


Impianku mungkin terlalu fantasi
Mengharap alir sungai di tepian teratak ini
Lantas parit aku manjakan
Bagai memiliki terusan alps
Kecantikkannya sering dipandang enteng
Seninya ia bila mengalir tanpa sekatan
Walau adakalanya tersia dek insan yang mencari rezeki melaluinya tanpa menghargai
hak insan dan makhluk lain
Mereka Seronok menimba lubok haruan yang menjadi harapan dan senyuman tatkala ringgit bertukar tangan




Lantas, sabarku diuji
melayan tinggalan sisa pancingan
kerenah si 'pemburu'
...dan aku pasti akan...
mengutip botol berkaca menyambar luka jemari namun tak serik menyeluk plastik di dasar selut yang tidak reput dek alam Walau kudratku semakin rapuh Bisa terasa di setiap sendi





Ini mungkin tanah nenek moyangku
Namun ia mutlak milikNya
aku tak rapat memagarinya Kerana beburung dan makhluk lain turut bertapak di sini



Dan bunga-bungaku yang sarat bertindih-tindih Adakalanya dilihat merimaskan Tetapi ia sebaliknya menjadi penawar kesesakkanku setelah jiwa sedih melayan kerenah duniawi 

Dia memberi damaiku di sini
Tak perlu pergi jauh....

Tiada ulasan:

Catat Ulasan